Kamis, 10 April 2008

Monday, March 10, 2008

psikologi perkembangan remaja

Thursday, July 01, 2004

Psikologi Remaja

Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, bukan masa transisi yang selama ini digaungkan. Karena mereka dicap tengah mengalami kegamangan, akibatnya, sebagian remaja yang sewaktu kanak-kanak telah dididik dengan baik oleh orangtuanya merasa perlu mencari identitas baru, identitas yang berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya. Apa akibatnya ? Ada remaja kita yang terjebak dalam arus coba-coba. beberapa remaja putri mencoba berbagai dandanan, make up dan aksesoris yang menyeret mereka pada perilaku konsumtif dan kecenderungan tabarruj, sementara yang putra mulai membolos sekolah dan merokok. Beberapa mencandu narkoba dan bergaul terlalu bebas.
Dalam Islam, masa remaja berarti mulainya masa akil baligh. Keadaan fisik, kognitif (pemikiran) dan psikososial (emosi dan kepribadian) remaja berbeda dengan keadaan pada tahap perkembangan lain. Karena sudah baligh, mereka menanggung kewajiban beribadah wajib. Kewajiban menunaikan ibadah wajib ini ditunjang oleh perubahan raga yang makin menguat dan membesar, sekresi hormon baru, dan perubahan taraf berfikir mereka. Namun kematangan organ internal tubuh mereka tidak serta merta membuat mereka lebih matang perasaan dan pemikirannya.
Secara fisik, remaja mampu melaksanakan puasa dan shalat, maupun perjalanan haji, walaupun umumnya mereka belum memiliki kemandirian untuk membayar sendiri zakatnya. Secara kognitif, remaja mampu memaknai makna yang mendalam dari dua kalimat syahadat. Remaja makin mampu menangkap dan memahami konsep-konsep abstrak yang sebelumnya hanya mereka pahami sebagai pengetahuan satu arah. Mereka mampu memaknai ayat dan hadits-hadits yang mereka pelajari sewaktu kecil, dan mampu menangkap fenomena alam sebagai bukti dari keberadaan 4JJ1.
Proses ini bila tidak ditunjang dengan tuntunan dan bimbingan yang tepat, dapat membuat pencarian mereka atas nilai dan tujuan hidup mereka tidak terpenuhi, atau didapat dari sumber lain yang telah terkorosi oleh hawa nafsu manusia dan disesatkan oleh syaithan. Na’udzubillahi min dzalik.
Bagaimana pementor dapat membantu remaja yang dibinanya ?
Pertama, mereka harus diingatkan pada fitrah keislamannya. Tingkatkan keimanan mereka, Buat mereka nyaman berIslam, bersentuhan langsung dengan nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam Islam dan buat mereka patuh akan kewajiban sebagai seorang muslim dengan cara-cara yang baik.
Kedua, bantu remaja untuk mengerti perubahan-perubahan yang dialaminya. Hormon-hormon baru yang mereka miliki menghasilkan dorongan-dorongan fisik yang harus mereka kelola. Mentor dapat membantu mereka untuk menumbuhkan kendali diri (self control) yang Islami. Ajarkan bahwa wudhu dapat menurunkan kemarahan dan meredam emosi, shalat bisa mencegah mereka dari perbuatan keji, dan puasa dapat mematangkan emosi dan menumbuhkan kemandirian mereka. Tumbuhkan Izzah (kebanggaan) mereka sebagai muslim. Dorong mereka untuk menjaga kesehatan, mengapai prestasi, sehingga mereka mampu menjadi qudwah di lingkungannya.
Ketiga, dekatkan mereka pada Al Qur’an. Buat mereka suka berinteraksi dengan Al Qur’an dan terbiasa. Kedekatan remaja dengan Al Qur’an akan menjaga mereka dari pengaruh buruk.
Keempat, tumbuhkan Muraqabah mereka pada 4JJ1. Ingatkan mereka untuk takut pada 4JJ1 dan pengawasannya yang tak pernah henti, tanamkan rasa malu dan ajarkan tentang akhlak tehadap diri sendiri. Mentor dapat lebih membantu dengan memberikan contoh-contoh perilaku yang terpuji yang bisa mereka ikuti
Membahas tentang remaja tidak ada habis -habisnya. Membina remaja tidak ada henti-hentinya. Kita mengharapkan 4JJ1 dapat melapangkan dada-dada mereka untuk mau menerima hidayah yang datang melalui lisan kita, memudahkan usaha kita, mengeratkan hati kita dan mereka, dan semoga, walaupun mungkin lama, 4JJ1 menggabungkan kita dan mereka dalam barisan pengemban risalahNya. Amiin Yaa Rabbal ‘alamin.
posted by gina al ilmi @ 1:39 AM

Sunday, March 23, 2008

Pengalaman Pribadi

Perkembangan Psikologi Remaja

Pada suatu saat saya masih duduk dibangku SMP, saat itu pada hari jum’at ada pelajaran MTK kemudian bapak gurupun membuat soal dan bilang kepada muridnya “siapa yang bisa mengerjakan soal ini bapak akan tambah nilainya” hampir semua murid langsung mengacungkan tangan, termasuk saya, karena saya memang punya rasa percaya diri yang tinggi walaupun memang kurang mengerti dengan pelajaran MTK. Dan akhirnya guruku memilih saya untuk mengerjakan soal tersebut, karena saya mengacungkan tangan lebih dulu. akhirnya sayapun langsung mengerjakan soal tersebut di depan.

Pada saat saya maju ke dapan untuk mengerjakan soal tersebut, jujur saya percaya bhwa saya pasti bisa menyelesaikan soal itu, ya walaupun saya kurang bisa sama pelajaran MTK. Tapi apa salahnya saya mencoba, dan semoga dan semoga ini menjadi awal bagi saya untuk mengerti dan menyukai pelajaran MTK. Saat aku mulai mengerjakan soal tersebut aku belum menemukan kesulitan dalam mengerjakannya. Tetapi pada saat pertengahan aku mengerjakan soal tersebut, ternyata aku menemukan kesulitan. Dan pada akhirnya aku agak lama dalam menyelesaikan soal MTK tersebut. Saking lamanya aku dalam mengerjakan soal MTK tersebut, akhirnya guruku bosan menunuggu aku menyelesaikan soal tersebut.

Dan sampai akhirnya guruku bilang “ sebenarnya kamu bisa gak sih mengerjakan soal ini sampai selesai jangan setengah-setenga begitu??? gurukupun sangat marah ke padaku sampai akhirnya beliau mengeluarka kata-kata yang membuat aku malu “kalau kamu memang gak bisa mengerjakan soal ini sampai selesai, mendingan kamu kembali ketempat dudukmu!!! Kamu ini memang gak bisa mengerjakannya. Sejak saat itu aku tidak mempunyai keberanian ataupun rasa percaya diri lagi untuk mengerjakan soal MTK di depan lagi. Sejak saat itu akupun mulai malas belajar, sampai-sampai orangtua ku bingung atas sikapku ini!!! Dan sampai akhirnya sahabat-sahabatku memberikan aku motivasi dan dorongan, bahwa aku pasti bisa dengan pelajaran MTK. Sejat saat itulah semangat dan rasa percaya diriku yang telah hilang kini telah tumbuk kembali.


Wednesday, April 2, 2008

Konflik Internal

Pada hari sabtu sore menjelang maghrib, aku menghadapi sebuah konflik dengan orang tuaku…yang secara langsung beliau memojokkan diriku mengenai masalah arisan. pada saat itu aku memang belum bayar arisan. Ya, aku tahu aku harus tanggung jawab dalam bayar arisan jangan hanya ingin dapatnya saja tapi juga harus tanggung jawab dalal membayarnya. Tapi saat itu aku memang benar-benar tidak punya uang untuk bayar arisan, karena tugasku yang begitu banyak harus mengeluarkan uang, makanya uangku benar-benar habis buat tugas kuliah ku dan lain sebagainya. Maksud ku, aku minta bayarin dulu sama umiku secara beliau yang pegang uang arisan. Apa salahnya sesekali aku minta bayarin arisan sama umiku…cz aku memang benar-benar lagi ga punya uang, tapi umiku malahan memojokkan diriku dan mengeluarkan ucapan yang dalam bagiku. “mana tanggung jawabnya ikut arisan”. Sejenak aku benar-benar merasa sedih dan kesal bangat umiku bilang demikian…aku sebal sama umiku sampai akhirnya aku diam-daim (marah) selama dua hari sama umiku.

Aku menangis semalam di kamar memikirkan ucapan umiku yang dalam buatku, yang seharusnya pada malam minggu itu aku happy (kumpul bersama-sama dengan sahabatku sekalian menginap), tapi aku malahan menangis dikamar. Hu…BT bangat rasanya!!! malam minggu itu benar-benar kelabu bagiku. BT bgt rasanya malam itu…baru kali ini aku merasakan malam minggu yang benar-benar hampa tanpa sahabat dan someone disisiku.hehehe…selain itu aku juga merasa dipojokkan bangat sama umiku. Tapi setelah dua hari diam-diaman aku sadar bahwa aku juga salah…langsung saat itu aku mulai berbincang-bincang lagi dengan umiku, sampai akhirnya kami kembali baik.